Tampilkan postingan dengan label SISTEM OPERASI JARINGAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SISTEM OPERASI JARINGAN. Tampilkan semua postingan

Minggu, 28 Februari 2016

DHCP SERVER

DHCP

DHCP merupakan protokol dalam jaringan komputer yang mengatur pemberian konfigurasi jaringan secara otomatis kepada komputer klien. Protokol ini dikembangkan untuk memberikan kemudahan bagi klien terutama yang tidak mengerti tentang konfigurasi jaringan untuk tetap dapat bekerja dalam jaringan. Terdapat banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan menerapkan layanan
DHCP ini dalam jaringan, diantaranya perubahan konfigurasi jaringan tidak berdampak pada komputer klien, karena yang perlu disesuaikan konfigurasinya hanyalah layanan server DHCP-nya. Selain itu, keuntungan lainnya adalah kemudahan dalam menambahkan komputer klien, termasuk juga dapat
mengatasi kemungkinan adanya konflik antar komputer klien dengan alamat IP yang sama.
Konfigurasi jaringan yang diberikan biasanya adalah informasi mengenai:
 - Alamat IP untuk klien tersebut termasuk didalamnya alamat netmask-nya
 - Alamat IP gateway yang digunakan dalam jaringan tersebut
- Alamat IP server DNS
Konfigurasi lainnya yang juga dapat diberikan adalah nama host, nama domain, server pewaktuan, dan server printer. Dalam implementasinya protokol DHCP ini memiliki dua kelompok aplikasi, yakni
server dan klien DHCP. Server DHCP yang menjadi pemberi konfigurasi jaringan dan klien yang menjadi pengirim permintaan dan penerimanya. Cara kerja dari protokol ini ditunjukkan pada diagram pesan berikut.
Pada protokol ini yang memulai komunikasi pertama kali adalah klien dengan mengirimkan pesan DHCPDiscover broadcast untuk memberitahu server DHCP bahwa klien ini membutuhkan konfigurasi jaringan. Server DHCP yang menerima pesan ini akan membalas dengan pesan DHCPOffer yang berisikan pilihan konfigurasi jaringan yang tersedia. Pilihan yang ditentukan oleh klien dikirimkan ke server melalui pesan DHCPRequest. Terakhir, apabila server bersedia memberikan pilihan konfigurasi dari klien akan mengirimkan pesan DHCPAck. Lebih mudah proses ini sering disingkat dengan nama DORA (Discover, Offer, Request, and Acknowledgment). Oleh karena, dalam proses komunikasinya klien meminta konfigurasi jaringan ini dari server DHCP, dapat juga dikatakan bahwa   DHCP merupakan protokol yang mengatur penyewaan konfigurasi jaringan pada klien. Sebagaimana layanan jaringan lainnya, protokol ini distandarkan untuk berjalan pada port UDP 67 untuk server sedangkan klien pada port UDP 68. Selain port, terkait dengan standar OSI, DHCP merupakan protokol yang diimplementasikan pada lapisan aplikasi. Program klien DHCP ini merupakan program bawaan sistem operasi, sehingga tidak diperlukan instalasi aplikasi tambahan pada komputer klien. Sedangkan program server-nya masih perlu diinstal. Ada banyak aplikasi server DHCP yang ada saat ini di Linux. Salah satu yang paling sering digunakan adalah ISC DHCP
Server. Instalasi program ini dapat dilakukan dengan menjalankan perintah berikut pada terminal.
apt-get install isc-dhcp-server
Apabila berhasil akan terdapat file dhcpd.conf pada lokasi /etc/dhcp

KONFIGURASI SERVER DHCP

Selanjutya, konfigurasi server DHCP pada Debian dapat dilakukan melalui file /etc/dhcp/dhcp.conf. Berikut ini merupakan contoh konfigurasi server DHCP untuk jaringan yang dapat menerima 50 klien dengan rentang alamat IP klien dari 192.168.1.150 hingga 192.168.1.200, menggunakan gateway 192.168.1.254 beserta server DNS 192.168.1.1 dan 192.168.1.2.

# minimal sample /etc/dhcp/dhcpd.conf
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.1.150 192.168.1.200;
option routers 192.168.1.254;
option domain-name-servers 192.168.1.1, 192.168.1.2;
option domain-name "domain.tld";
}
Dengan konfigurasi ini, maka dapat dikatakan bahwa minimal lawa waktu
penyewaan konfigurasi jaringan oleh klien 600 detik dan maksimal 7200 detik.
Apabila waktu ini telah habis, maka klien harus mengirimkan request lagi untukperpanjangan. Dalam kasus ini juga, alamat gateway dan server DHCP disamakan, yakni 192.168.1.254.
Setiap kali merubah konfigurasi DHCP maka server harus direstart untuk melihat hasilnya. Perintah berikut ini dapat digunakan untuk me-restart server DHCP.
/etc/init.d/isc-dhcp-server restart

PENGUJIAN

Agar dapat mengetahui berhasil tidaknya konfigurasi DHCP yang telah dilakukan,  maka perlu dilakukan pengujian. Secara implementasi pada komputer klien sebenarnya tidak ada proses tambahan yang perlu dilakukan selain menghubungkan komputer klien ke jaringan baik melalui kabel ataupun tanpa kabel. Namun, terkadang ada kondisi dimana klien tidak dapat menerima konfigurasi dari server DHCP. Apabila kondisi tersebut terjadi, aplikasi dhclient pada Ubuntu dapat digunakan untuk meminta konfigurasi jaringan ini dengan menggunakan perintah berikut, yang dijalankan melalui terminal sebagai root:
sudo dhclient [kartu-jaringan] contoh:
sudo dhclient eth0
Apabila berhasil program ini akan menampilkan hasil berikut.

SUMBER :

MODUL SISTEM OPERASI JARINGAN KELAS XI TKJ SEMESTER 2 KURIKULUM 2013.PDF

DNS SERVER

DNS

Nama merupakan salah satu solusi yang diterapkan dalam jaringan untuk user dapat mengenali dan mengingat keberadan suatu komputer server dalam jaringan. Domain Name Service (DNS) merupakan sebuah sistem yang dikembangkan untuk mengelola penamaan suatu komputer, layanan ataupun sumber daya di jaringan yang disusun secara hirarki dan terdistribusi. Secara praktis, DNS digunakan untuk mengaitkan antara alamat IP suatu server dengan nama domain dalam format FQDN (Fully Qualified Domain Name). FQDN disini merupakan nama domain lengkap untuk suatu komputer dalam jaringan, mulai dari nama host untuk komputer itu, organisasi/perusahaan tempat komputer itu berada, hingga Top-Level Domain (TLD).
TLD merupakan turunan pertama dari root domain, yang digunakan untuk menunjukkan letak geografis, jenis organisasi, ataupun fungsinya. Contohnya, .id adalah TLD yang digunakan untuk menunjukkan bahwa FQDN komputer yang mengandung domain tersebut berada di Indonesia. Sedangkan .edu adalah TLD untuk menunjukkan sebuah komputer yang menyediakan informasi terkait dengan pendidikan (education). Melalui penamaan ini memungkinkan kita untuk mengetahui alamat IP dari suatu domain. Demikian juga sebaliknya, apabila ingin mengetahui apakah suatu alamat IP memiliki nama dapat juga dicek melalui server ini. Proses mencari IP dari nama domain ini dikenal dengan istilah forward domain, untuk proses sebaliknya disebut juga dengan nama reverse domain.
Komputer server yang menjalankan layanan ini dikenal dengan nama server DNS atau name server. Misalnya, nama domain www.google.com dikaitkan dengan alamat IP 117.102.117.241. Dari kaitan ini, maka dengan mengakses nama domain www.google.com oleh server DNS akan dihubungkan ke server google dengan alamat IP-nya. BIND (Berkeley Internet Naming Daemon) merupakan aplikasi yang paling  banyak digunakan oleh server-server UNIX/Linux. Saat ini aplikasi BIND telah sampai pada versi 10. Saat ini BIND telah dialihkan pengembangannya ke Internet Systems Consortium (ISC).
Sebelum ada server DNS sebuah komputer untuk dapat terhubung ke computer lain melalui nama adalah dengan menggunakan file HOSTS. Dimana melalui file ini sebuah nama dapat diberikan ke suatu komputer di jaringan. Secara prinsip baik server DNS maupun file HOSTS memiliki fungsi yang sama. Namun, bedanya file HOSTS tersimpan dan hanya berlaku bagi komputer yang menggunakan file tersebut. Penamaan yang telah dibuat tidak berlaku bagi komputer lainnya. Sedangkan dengan server DNS setiap komputer yang dalam jaringan tersebut dapat menggunakan server DNS tersebut untuk menterjemahkan nama domain menjadi ip address-nya. Dalam penerapannya sebuah sistem komputer sebelum menghubungi name server akan membaca file HOSTS ini terlebih dahulu. Apabila ada entri pemetaan nama domain yang dicari di file ini, maka alamat ip-nya yang akan digunakan. WHOIS adalah layanan di jaringan internet yang dapat digunakan untuk mengetahui informasi detil tentang suatu domain. Setiap domain yang ada  biasanya didaftarkan pada lebih dari satu server DNS, yang pertama sebagai server primer, yang kedua sebagai backup.

CARA KERJA SERVER DNS


Server DNS dalam implementasinya memerlukan program client yang dapat menghubungkan setiap komputer user dengan server DNS. Program ini dikenal dengan nama resolver. Resolver ini digunakan oleh program aplikasi yang terinstall di komputer user, seperti web browser dan mail client. Berikut ini merupakan gambaran proses yang dilalui untuk memperoleh alamat host dari nama domain  www.microsoft.com
Dari gambar ini dapat dijelaskan urutan cara kerja Server DNS menangai permintaan sebagai berikut:
- Mencari alamat host pada file HOSTS, bila ada berikan alamatnya dan proses selesai.
- Mencari pada data cache yang dibuat oleh resolver untuk menyimpan hasil permintaan sebelumnya, bila ada simpan dalam data cache, berikan hasilnya dan selesai.
- Mencari pada alamat Server DNS pertama yang telah ditentukan oleh
user.
o Server DNS yang ditunjuk akan mencari nama domain pada
cache-nya.
o Apabila tidak ketemu, pencarian dilakukan dengan melihat file
database domain (zones) yang dimiliki oleh server.
o Apabila tidak menemukan, server ini akan menghubungi Server
DNS lain yang sudah dikaitkan dengan server ini. Jika ketemu
simpan dalam cache dan berikan hasilnya.
- Apabila pada Server DNS pertama tidak ditemukan pencarian dilanjutkan
pada Server DNS kedua dan seterusnya dengan proses yang sama seperti diatas. Pencarian domain dari client ke sejumlah Server DNS ini dikenal sebagai proses pencarian iteratif, sedangkan proses pencarian domain antar server DNS dikenal dengan nama pencarian rekursif.

Instalasi Aplikasi Server DNS

Buka terminal dan masuklah sebagai root, ketikkan perintah berikut.
apt-get install bind9
Edit file /etc/bind/named.conf.local dengan menambahkan konfigurasi master  forward berikut.
zone "nama-siswa.info" {
type master;
file "/etc/bind/db.nama-siswa.info";
};
Konfigurasi diatas dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa rekaman DNS untuk domain nama-siswa.info akan disimpan pada file /etc/bind/db.nama-siswa.info. Selanjutnya, untuk membuat file zona tersebut, gunakan template yang sudah ada melalui perintah penyalinan file berikut.
cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.nama-siswa.info

Edit file /etc/bind/db.nama-siswa.info tersebut dan lakukan perubahan berikut. - Ganti kata localhost. dengan nama FQDN dari domain nama-siswa.info yang akan dikelola. Berikan titik ‘.’ Diakhir nama FQDN tersebut. - Ganti 127.0.0.1 dengan alamat IP dari komputer server yang digunakan. - Ganti root.localhost. dengan alamat email masing-masing siswa, dengan karakter ‘@’ diganti dengan titik. - Pastikan titik ada di akhir setiap FQDN dan email yang ditentukan diatas. Berikut ini merupakan contoh hasil akhirnya:
;
; BIND data file for nama-siswa.info
;
$TTL 604800
@ IN SOA nama-siswa.info.
email.website.com. (
2 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
IN A 192.168.1.10
; @
IN NS ns.nama-siswa.info.
@ IN A 192.168.1.10
@ IN AAAA ::1
ns IN A 192.168.1.10
www IN A 192.168.1.10
blog IN A 192.168.1.10
Naikkan nilai serial diatas satu nilai apabila melakukan perubahan pada file ini, sebelum server DNS di restart. Restart layanan DNS BIND dilakukan dengan perintah.
/etc/init.d/bind9 restart

PENGUJIAN DNS SERVER

Pengujian merupakan bagian penting dari pengembangan server DNS. Ini berguna untuk mengetahui bekerja atau tidaknya server DNS yang telah dibangun. Hasil akhir yang diberikan oleh pengujian ini haruslah mendekati target yang diharapkan diawal pengembangan server DNS, sehingga tujuannya dapat tercapai. Pada sisi klien pengujian ini dapat dilakukan dengan menggunakan programprogram klien yang  memanfaatkan resolver yang ada di sistem operasinya untuk mencari domain tertentu yang telah didaftarkan di server. Nslookup merupakan salah satu aplikasi klien yang dapat digunakan untuk
menguji server DNS yang telah dibangun. nslookup merupakan program bawaan sistem operasi, sehingga tidak perlu ada intalasi lagi. Selain penggunaan program nslookup, alamat IP server DNS juga harus didaftarkan pada komputer klien, sehingga resolver dapat bekerja mencari domain.

SUMBER :

MODUL SISTEM OPERASI JARINGAN KELAS XI SEMESTER 2 KURIKULUM 2013.PDF

TROUBLESHOOTING SISTEM OPERASI JARINGAN

TROUBLESHOOTING SISTEM OPERASI JARINGAN

Sistem komputer merupakan sistem yang kompleks. Berbagai permasalahan yang muncul disaat menggunakan sistem operasi dapat merupakan kombinasimasalah yang dapat berasal dari perangkat keras, aplikasi dan konfigurasi.Kegiatan menganalisa permasalahan, menentukan penyebab dan mencarikansolusi terhadap masalah yang ditemukan merupakan rangkaian proses yang
dikenal dengan nama troubleshooting. Bug merupakan salah satu bentuk kesalahan yang ditemukan dalam aplikasiataupun perangkat keras. Bug ini biasanya dapat diketahui saat aplikasi atau
perangkat digunakan, dengan menunjukkan perilaku yang tidak biasa. Bug ini dapat terjadi karena adanya kesalahan logika dalam membuat program ataupun input yang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh aplikasi atau perangkatnya. Efeknya bisa terjadi hang, aplikasi / perangkat tidak dapat merespon interaksiuser, atau crash, aplikasi akan menutup sendiri.Selain karena kesalahan logika dan input, bug juga dapat terjadi karena ada ketidaksesuaian komunikasi data antara aplikasi dan perangkat keras. Hal ini bisa terjadi dikarenakan oleh adanya update upgrade dari aplikasi atau perangkat yang tidak dapat diterima satu sama lain. Isu ini biasa dikenal dengan istilah kompatibilitas. Kompatibilitas menyatakan seberapa baik suatu aplikasi/perangkat dapat berkomunikasi dengan aplikasi/perangkat yang ada.
Secara aplikasi sistem operasi melakukan perbaikan diri melalui update dan upgrade. Dari proses inilah berbagai bug yang ditemukan pada program maupun driver dapat diperbaiki. Perbaikan sistem operasi jaringan memerlukan pendekatan yang logis dan terorganisir (tertata). Dengan pendekatan logis ini memungkinkan untuk mengurangi variabel-variabel yang tidak terkait sehingga dapat menemukan
variabel utamanya. Mengajukan pertanyaan yang sesuai, menguji perangkat yang benar dan menguji data yang valid akan membantu untuk menyelesaikan masalah. Perbaikan adalah kemampuan yang pengembangannya dilakukan secara bertahap. Semakin banyak variasi kasus yang diterima akan semakin baik kemampuan memperbaikinya. Secara umum dalam melakukan perbaikan terdapat beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan diantaranya, adalah:
1. Identifikasi masalah
2. Pemunculan teori kemungkinan penyebab masalah
3. Penentuan penyebab utama
4. Penerapan solusi
5. Verifikasi solusi dan fungsionalitas sistem
6. Pembuatan dokumentasi

KEGIATAN TROUBLESHOOTING

Kegiatan pertama dalam troubleshooting adalah menentukan sumber masalah (identifikasi masalah). Salah satu teknik untuk pencarian sumber masalah ini adalah dengan menggunakan metode kuesioner. Pada metode ini ada serangkaian pertanyaan yang perlu dibuat untuk menggali informasi dari user.
Berikut ini merupakan beberapa urutan pertanyaan yang dapat diberikan untuk menemukan penyebab masalah.
1
Pertanyaan Terbuka (Open-Ended Questions)
Pertanyaan jenis ini digunakan untuk menggali informasi secara umum dari user
mengenai kerusakan yang terjadi. Pertanyaan jenis ini akan memberikan user kesempatan untuk menjelaskan secara rinci masalah yang terjadi dengan pengertiannya sendiri. Berikut ini merupakan contoh beberapa pertanyaan umum
- yang dapat diajukan terkait masalah yang terjadi.
- Apa masalah yang dialami komputer atau jaringannya?
- Apa saja aplikasi yang diinstal terakhir kali?
- Apa yang sedang dilakukan user pada saat terjadinya masalah?
- Apa saja perubahan perangkat keras yang dilakukan terakhir kali?
2) Pertanyaan Tertutup (Closed-Ended Questions)
Setelah memberikan pertanyaan terbuka, diatas dapat dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan tertutup. Jenis pertanyaan ini umumnya akan menghasilkan jawaban ya atau tidak. Oleh karena user hanya memberikan jawaban ya/tidak, jenis pertanyaan ini berguna saat ingin mendapatkan informasi dalam waktu singkat. Berikut ini contoh beberapa pertanyaan tertutup yang dapat diajukan:
- Apakah ada user lain yang menggunakan komputer tersebut?
- Dapatkan user mereka-reka kembali proses yang dilalui hingga terjadinya
error?
- Apakah ada perubahan password yang dilakukan?
- Apakah ada pesan error yang ditampilkan di komputer?
- Apakah sedang terhubung ke jaringan saat itu?

DOKUMENTASI

Dokumentasi penting dibuat dalam menyelesaikan suatu masalah agar dikemudian hari apabila menemui masalah yang sama dapat langsung menggunakan solusi yang ada didokumen ini. Dokumentasi yang dibuat perlu rinci agar dapat menjadi pertimbangan nanti, seandainya terjadi masalah yang mirip (tidak sama) dengan kasus saat ini. Selanjutnya verifikasi setiap penjelasan yang diberikan oleh user dengan melihat langsung di komputer, serta lakukan  juga reka ulang terhadap masalah yang ada. Secara umum format dokumentasi dapat menyertakan informasi berikut ini.
1. Deskripsi permasalahan
2. Langkah-langkah penyelesaian masalah
3. Peralatan/komponen/perangkat yang diperlukan untuk melakukan perbaikan

SYSTEM LOG

Pada sistem operasi Linux terdapat aplikasi System Log yang akan merekam semua aktivitas yang dilakukan oleh sistem Linux.
Informasi yang umumnya disertakan pada log adalah:
- Tanggal kegiatan dilakukan
- Apa kegiatan yang dilakukan
- Proses apa yang melakukan kegiatan tersebut
Dari catatan yang telah diberikan oleh System Log tersebut untuk dapat
mengetahui lebih dalam, seorang admin masih perlu melakukan penggalian
informasi lanjutan melalui dokumentasi program, sistem ataupun melalui forumforum diskusi yang ada.
Selain melalui aplikasi GUI System Log, catatan kegiatan sistem Linux juga dapat dibaca melalui terminal. Semua file log oleh Linux disimpan dalam bentuk file teks pada lokasi /var/log. Berikut ini merupakan contoh file log yang terdapat  pada direktori /var/log.
1. /var/log/messages: pesan umum dan catatan kerja sistem
2. /var/log/auth.log: catatan seputar autentikasi user
3. /var/log/kern.log: catatan seputar kernel dan status perangkat keras.


4. /var/log/cron.log: catatan tentang cron Pembacaan file log tersebut di terminal dapat dilakukan melalui alternative perintah-perintah berikut:

dmesg

Selain itu terdapat juga program dmesg yang dapat digunakan untuk melihat catatan-catatan operasi yang telah dilakukan oleh kernel. Apabila ada perangkat keras yang mengalami masalah juga akan ditampilkan oleh aplikasi ini dalam bentuk pesan error

KODE BEEP BIOS

Setiap BIOS memiliki pengkodean erronya sendiri-sendiri untuk menyatakan status dari berbagai perangkat keras yang diakses oleh BIOS ini. Pengkodean ini umumnya diwujudkan dalam bentuk suara beep. BIOS akan memberikan suara beep yang berbeda untuk kerusakan tiap perangkat yang terkait. Apabila tidak ada kerusakan dan BIOS bekerja normal biasanya akan memberikan suara beep sekali. Namun, apabila terjadi error akan mengeluarkan suara beep sejumlah tertentu. Agar dapat mengetahui maksud dari tiap kode beep perlu membaca dokumentasi BIOS yang disertakan atau menghubungi pemanufakturnya.

ANALISA KONDISI HARDDISK

Apabila permasalahan terdapat pada harddisk, pada Linux terdapat beberapa program yang dapat digunakan untuk menganalisa kondisi harddisk. Diantaranya adalah baobab, du dan df. Kesemuanya dapat digunakan untuk menampilkan status penggunaan harddisk.
Baobab merupakan program berbasis GUI, sedangkan du dan df merupakan program tekstual. Perintah df digunakan untuk menampilkan penggunaan harddisk oleh masing-masing sistem file yang ada, dan du berguna untuk menampilkan penggunaan harddisk pada suatu direktori. Berikut ini merupakan
contoh penggunaannya.

SUMBER :

MODUL SISTEM OPERASI JARINGAN KELAS XI SEMESTER 2 KURIKULUM 2013.PDF

MANAJEMEN USER DAN GROUP PADA LINUX

1.     MANAJEMEN USER

Hampir semua ystem operasi baru saat ini sudah dikembangkan dengan konsep multiuser dan multitasking, sehingga merupakan hal yang umum apabila dalam setiap ystema ystema mekanisme identifikasi setiap orang yang akan menggunakannya. Sistem Debian juga mendukung ystem multiuser ini, dimana dalam satu waktu dapat lebih dari satu user yang mengakses ystem ini.
Terkait dengan lingkungan multiuser tersebut, pada materi kali ini akan dibahas berbagai teknik pengelolaan yang berkaitan dengan user. Pengelolaan disini meliputi:
- Pembuatan user baru
- Perubahan data user
- Penghapusan user
Pada ystem Linux user didefinisikan dengan menggunakan nama user (username) ataupun ID user (UID). UID dinyatakan dalam bentuk ystem dan nilainya dapat ditentukan otomatis oleh ystem saat user pertama kali didaftarkan atau dapat juga oleh user sendiri. Berbeda dengan username, merupakan data
dalam format alfanumerik, yang namanya ditentukan sendiri oleh user. Pada ystem Linux, setiap aplikasi diperbolehkan memilih salah satu dari dua data ini untuk mengenali user yang menggunakan aplikasinya. Namun, dari sisi user cenderung lebih mudah mengingat username dibandingkan UID, karena dapat dibuat mewakili nama sebenarnya dari user.

2.     PEMBUATAN USER BARU

Perintah berikut dapat digunakan untuk membuat user baru. Agar dapat berjalan perintah ini harus dijalankan dengan menggunakan user root di terminal.

Adduser username

Selain perintah adduser ada juga perintah useradd yang memiliki fungsi yang sama. Perintah diatas selain dapat dijalankan di Debian juga dapat berlaku untuk ystem Linux lainnya. Parameter-parameter pendukung lainnya untuk perintah ini dapat dilihat dengan perintah man adduser atau adduser –help.
Selain penentuan username ada juga beberapa data lainnya yang perlu
diberikan, sebagai berikut.
- Password (wajib)
- Nama lengkap (tidak wajib)
- Nomor ruang (tidak wajib)
- Telepon kantor (tidak wajib)
- Telepon rumah (tidak wajib)
- Lainnya (tidak wajib)        
Setiap user di ystem Linux diwajibkan untuk memiliki password sebagai pengamanan awal. Pengamanan awal ini diperlukan apabila ada data pribadi atau ystema yang akan disimpan pada ystema karena masih ada hal lain yang perlu dilakukan untuk mengamankan data. Berikut ini merupakan contoh pembuatannya.


Perintah berikut dapat digunakan untuk menguji apakah user tersebut telah berhasil dibuat atau tidak.

Su – username
whoami
pwd

Perintah pertama berguna untuk login menggunakan user lain, sedangkan yang kedua untuk mengetahui siapa user yang login saat ini dan yang terakhir untuk mengetahui lokasi user saat ini. Apabila sesuai maka perintah pwd akan menampilkan lokasi home untuk user terpilih. Contohnya diberikan pada gambar berikut.


Secara bawaan untuk setiap user baru akan dibuatkan direktori home-nya oleh ystem. Lokasinya ada di direktori /home, yang nama direktorinya biasanya dibuat sama dengan nama usernya, misalnya untuk user bintang, maka direktori home nya adalah /home/bintang. Direktori inilah yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh user untuk menyimpan file-file pribadinya.

PERUBAHAN DATA USER

Terkait dengan perubahan data user ini ada sejumlah perintah terkait yang dapat digunakan, ditampilkan dalam yste berikut.

PENGHAPUSAN USER

Ini merupakan operasi yang dapat berefek cukup besar baik pada user ataupun ystem, karena dapat menyebabkan kehilangan data ataupun menyebabkan ystem tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus saat akan melakukan operasi ini. Apabila akan menghapus suatu user dari ystem pastikan bahwa file-file penting milik user tersebut sudah dibackup dan pastikan juga tidak ada proses di ystem yang memerlukan user tersebut. Perintah penghapusan user diberikan sebagai berikut.

Deluser username
atau
deluser –remove-home username
atau
deluser –remove-home –backup username

Pada perintah pertama, penghapusan akan menyebabkan hanya data user tersebut yang akan dihapus dari ystem. Apabila menggunakan perintah yang kedua, penghapusan akan menyebabkan semua file yang tersimpan pada direktori home dari user tersebut akan terhapus. Perintah terakhir ini mungkin
lebih aman karena sebelum menghapus semua isi dari direktori home user tersebut, ada backup yang dibuat. Backup-nya dinyatakan dalam file terkompresi (*.tar.bz2). Contoh penerapannya ditunjukkan sebagai berikut.
Selain menggunakan deluser untuk menghapus user juga dapat menggunakan perintah userdel. Perintah userdel memiliki fungsi yang sama hanya memiliki parameter yang berbeda dari deluser. Semua data user yang dioleh dalam perintah-perintah diatas oleh ystem Linux tersimpan pada file /etc/passwd dan /etc/shadow. Pengubahan dapat juga dilakukan langsung melalui file-file ini. Namun, harap berhati-hari karena semua user yang ada di ystem juga disimpan pada file yang sama. Apabila tidak, akan
dapat berdampak pada ystem. Selain melalui CLI ada juga aplikasi GUI untuk melakukan manajemen ini, yakni melalui aplikasi User Accounts. Aplikasi ini dapat diakses di Debian melalui menu Applications > System Tools > Preferences > System Settings > System: User Accounts.

MANAJEMEN GRUP

Ada banyak file yang dihasilkan di ystem, baik yang dibawa oleh ystem Linux sendiri ataupun file dari user. Akses ke setiap file tersebut perlu adanya pembatasan (pengelompokkan), sehingga dapat menjamin kinerja ystem tetapbaik dan data-data ystem/user tetap aman. Pengelompokan hak akses ini oleh Linux diterapkan dengan membuat grup akses. Bukan hanya user, setiap aplikasi server dapat memiliki grupnya sendiri-sendiri. Selain untuk pembatasan akses, grup juga dapat digunakan untuk melakukan klasifikasi user-user yang ada di ystem. Manajemen grup di Linux dapat meliputi kegiatan, seperti penambahan grup baru dan penghapusan grup.

PENAMBAHAN GRUP BARU

Perintah berikut dapat digunakan untuk menambahkan grup baru di Linux:

groupadd namagroup

Perintah diatas hanya dapat dijalankan oleh user root. Sebagai contoh pembuatan grup ditunjukkan pada gambar berikut.
Apabila berhasil dijalankan seperti contoh diatas, maka pada file /etc/group ystema tambahan baris yang menyatakan grup baru yang telah dibuat. Hal yang sama juga berlaku untuk grup di Linux seperti layaknya user, dimana setiap grup akan memiliki nama dan juga ID grup (GID).

PENGHAPUSAN GRUP

Operasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan perintah berikut. Groupdel namagrup Grup yang telah dihasillkan akan dihapus dari ystem, termasuk juga dari file /etc/group.



SUMBER :

MODUL SISTEM OPERASI JARINGAN KELAS XI TKJ SEMESTER 2 KURIKULUM 2013.PDF

MANAJEMEN HARDDISK PADA SERVER


MANAJEMEN HARDDISK PADA SERVER


1. Media Penyimpan

Instalasi sistem operasi saat ini, khususnya Linux dapat dilakukan pada banyak jenis media penyimpan baik itu harddisk, USB flash drive, floppy disk, CD ROM, DVD ROM, dan solid state drive.
kegiatan yang tercakup dalam pengelolaan media penyimpan ini meliputi.
·         Pemantauan kapasitas
·         Perluasan kapasitas
·         Migrasi media penyimpan
·         Backup dan recovery
·         Virtualisasi sistem
·         Penghapusan data

2. Partisi harddisk

Partisi merupakan proses yang umumnya dilakukan setelah pemformatan tingkat rendah atau sebelum pemformatan logikal. Pada pembuatan partisi ini, harddisk akan dibagi menjadi bagian yang lebih kecil secara logikal sedemikian rupa sehingga user melihatnya seperti harddisk terpisah. Partisi ini sering juga disebut volume atau drive.
Terdapat tiga kategori partisi yang ada, yakni partisi primer, extended dan partisi                     logikal.

A.     PARTISI PRIMER

Setiap satu partisi primer dapat memiliki satu sistem file. Setiap sistem file diindentifikasi dan disimpan dalam bentuk kode unik sebagai pembeda dengan sistem file lainnya. Contoh sistem file seperti NTFS memiliki kode 0x07, system file Linux (ext2, ext3, ext4, EeiserFS, dan  ejenisnya) menggunakan kode yang sama yakni 0x83.

B.     PARTISI EXTENDED

Satu harddisk dapat memiliki maksimal hanya satu partisi extended. Nantinya dari partisi ini dapat dibagi-bagi lagi menjadi partisi logikal. Setiap partisi logical ini juga dapat diberikan sistem filenya sendiri-sendiri. Partisi jenis ini hadir karena keterbatasan jumlah partisi primer yang  apat dibuat dalam satu harddisk.

C.      PARTISI LOGIKAL

Ini merupakan partisi yang jumlahnya dapat dibuat lebih banyak dari partisi primer dalam satu harddisk. Partisi ini dapat dihasilkan hanya melalui partisi extended.
Operasi-operasi yang dapat dilakukan terhadap suatu partisi, yakni pembuatan, penggabungan, pengubahan ukuran, penyalinan data, dan penghapusan partisi. Saat ini telah ada banyak aplikasi yang dapat digunakanuntuk mengolah partisi
di Linux, diantaranya adalah GParted (gparted.org) untuk antarmuka GUI dan
fdisk serta parted untuk CLI.
Secara bawaan aplikasi fdisk telah terinstal sewaktu instalasi Debian. Sedangkan instalasi aplikasi parted dan gparted dapat dilakukan dengan menggunakan perintah berikut ini.
apt-get install gparted
apt-get install parted
apabila berhasil aplikasinya dapat ditemukan di menu Applications > System Tools > Administration > GParted Partition Editor, atau melalui terminal dengan mengetik perintah gparted sebagai user root. Aplikasi parted yang berbasis teks dapat diakses langsung melalui terminal  dengan mengetikkan perintah parted.

3.     Format Harddisk

Harddisk merupakan media penyimpan yang digunakan untuk menyimpan file. Agar dapat digunakan secara efektif dan efisien perlu ada penataan terhadap harddisk tersebut. Proses penataan ruang harddisk ini dikenal dengan istilah pemformatan disk (disk formatting).
 Pemformatan disk secara umum terbagi menjadi dua jenis, yakni pemformatan tingkat rendah (low level formatting/physical formatting) dan pemformatan logikal (high level formatting).
Sistem file merupakan suatu sistem yang diterapkan pada suatu partisi atau media penyimpan yang mengatur tentang penyimpanan file pada media/partisi. Sistem ini menjelaskan strukur dan aturan logis informasi pada media.
Berikut ini merupakan contoh beberapa sistem file yang telah digunakan:

NTFS

merupakan sistem file yang dikembangkan oleh Microsoft dan diperkenalkan pertama kali pada sistem Windows NT 3.1.

FAT

merupakan sistem file yang pertama kali dikembangkan oleh Microsoft. Sistem file yang memiliki nama lengkap File Allocation Table ini masih diterapkan pada banyak perangkat sampai saat ini, seperti pada floppy disk, solid-state memory cards, flash memory cards, USB flash drives dan perangkat removeable lainnya.

Ext

(Extended File System); Pertama kali dikembangkan oleh Rémy Card, sistem file ini merupakan yang pertama pada sistem operasi Linux. Varian terbaru dari sistem ini adalah ext4. Ext4 mulai diterapkan mulai kernel Linux versi 2.6.
Perintah perintah dalam operasi system file
Format , Ini merupakan operasi untuk mendefinisikan sistem file yang akan digunakan pada satu media penyimpan atau partisi.
v  Format perintahnya: mkfs –t tipe partisi
v  Contoh: mkfs   –t   ext4   /dev/sda6
Cek dan perbaikan; Operasi ini berguna untuk memperbaiki kondisi suatu sistem file yang mengalami kerusakan.
v  Format perintahnya: fsck partisi
v  Contoh: fsck /dev/sda6
v  Mount; Operasi ini perlu dilakukan agar user dapat mengakses file-file yang ada dalam satu partisi.
v  Format perintahnya: mount partisi /lokasi/akses
v  Contoh mount flashdisk:
v  mkdir  /mnt/usb1
v  mount   /dev/sdb1   /mnt/usb1
Umount; Ini merupakan kebalikan dari operasi mount. Setiap kali sistem akan dimatikan, telah ada prosedur khusus yang akan secara otomatis melakukan umount untuk semua sistem file yang dimount.
v  Format perintahnya: umount partisi
v  Contoh : umount   /dev/sdb1  


SUMBER :

Modul sistem operasi jaringan kelas xi tkj semester 2 kurikulum 2013 .pdf

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut